Kamis, 06 September 2012

GAPANGAN KOTA BLITAR


Sumpah Pemuda, Lomba Layangan



 BLITAR – Hari Sumpah Pemuda (28/10) lalu diperingati masyarakat dengan berbagai cara. Salah satunya dilakukan karang taruna Kelurahan Bence, Kecamatan Garum. Sejak Sabtu (29/10), para pemuda di kelurahan ini menggelar lomba layang-layang.

Seratusan peserta dari Blitar dan Tulungagung ikut bersaing dalam adu ketangkasan mengendalikan layangan jenis gapangan di udara. Ada empat kriteria penilaian yang disyaratkan panitia untuk memenangkan perlombaan, yakni suara yang dihasilkan sendaren; corak warna serta kesulitan pembuatan motif layangan; ketenangan layangan di udara dalam posisi tegak; serta teknik penurunan layangan yang tidak boleh menyentuh tanah sebelum sang pengendali menangkap ujung layangan. “Perlombaan ini untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-83,” jelas Lukman Prasetya, ketua panitia.

Tentu saja, perlombaan yang dilaksanakan siang hingga sore hari di lapangan kelurahan setempat, itu menarik ratusan pengunjung. Mereka berjubel di pinggir lapangan untuk menyaksikan perlombaan layang-layang. Namun mereka harus tetap waspada meski, karena tiupan angin di lapangan, seringkali membuat para peserta kesulitan mengendalikan layangan. Sehingga kadang membuat layangan menukik ke bawah dan jatuh di antara penonton. Bahkan kemarin, saking kencangnya tiupan angin, ada sebuah layangan yang terbelah menjadi dua di udara.

Pada perlombaan kali ini, peserta diharuskan membawa layangan dengan ukuran sayap dua meter. Sedangkan batas ketinggian menerbangkan layang-layang yang diberikan panitia setinggi 200 meter. Praktis syarat-syarat itu, para penonton bisa menyaksikan dengan jelas para peserta adu ketangkasan mengendalikan layangan. Salah satu yang menarik perhatian penonton adalah, layangan bergambar wajah raksasa dengan mata yang melotot dan lidah yang menjulur. Begitu dipersiapkan untuk terbang, banyak penonton yang mendekat untuk melihat proses penerbangan layangan itu. (ynu/ris)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar